6/08/2011

Perang Belum Usai

Kini dia menjamahmu dengan lembutnya. Membuaimu dengan rayuan lembut tak berbekas. Tak ada paksaan dan luka, seolah dia memberinya tanpa prentensi. Lihat dengan mata terbuka, maka kau kan melihat seluruh semesta dihadirikan untukmu. Gedung pencakar langit, mobil mewah, rumah megah dan kembang setaman. Apakah ia malaikat. Bagimu mungkin ya, tapi bagiku dan segelintir orang, dia tak lebih dari pada berhala. Layakkah dia disembah? Kamu marah padaku saat aku menyuruhmu meninggalkannya. Kamu murka semurka-murkanya. Dia begitu berharga bagimu, seolah dia menjadi pilihan [.....]