Tidak ada yang meragukan keahlianmu perihal menyembunyikan rindu, tidak juga aku. Kamu memeram rindu seperti seseorang memeram buah agar cepat masak. Disimpannya dalam satu tempat, ditutupnya rapat-rapat. Namun, dia tahu kapan buah-buah yang diperamnya akan masak, sedang kamu, tak pernah tahu, kapan rindumu akan sampai kepadanya. 
Tak ada yang mampu mengajarimu bagaimana menyembuhkan lukamu, tidak juga aku. Tapi, caramu merawat luka hanya agar lukamu bertahan lebih lama, bukan menyembuhkannya. Meringkuk di atas dipan, menangis sejadi-jadinya. Kamu tambahkan kenangan yang berisikan tentangnya lengkap dengan pengharapan bahwa kelak ia akan sadar dan pulang menujumu. Kamu mengobati luka dengan meneteskan cuka di atasnya, bukan obat merah.