“Pernahkah kamu mencintai seseorang, saking cintanya hingga takut memilikinya”
Tak ada yang menafikan bahwa setiap orang ingin bahagia tapi juga tak bisa dinafikan bahwa kita juga ingin membahagikan orang yang kita cintai. Pergolakan menuju ke arah sana begitu berat tak cukup berakhir lewat kata.
Untuk pertama kalinya dalam hidup saya mencintai seseorang begitu besar, saking besarnya hingga takut memilikinya.
Saya juga tidak tahu kenapa begitu cepat perasaaan ini bergulir, saya ingin pelan-pelan, ingin memberi hati saya kesiapan untuk kembali mencinta setelah sekian lama kosong. Saya takut, cinta yang tumpah ruah ini malah kering kerontang di tengah jalan.
Tak pernah ada yang tahu hidup akan membawa kita pada roda yang mana, hidup selalu menjadi misteri. Begitu pun hubungan saya dengan dia, tak ada yang bisa menjamin saya untuk bisa membahagiakan dia atau tidak, semua masih misteri dan terlalu dini untuk mengkalkulasi.
“lo coba membahagiakan dia menurut persi lo, menggunakan cara lo . Tapi lo harus sadar, dia gak akan selalu bahagia bersama lo. Lo gak bisa selalu membahagiakan dia, bahkan lo kadang melukai dia. Yang terpnting sekarang, ajak dia untuk membangun hubungan ini, membangun kebehagiaan bersama-sama, dia layak untuk ambil peran dalam mebahagiakan pasangannya. Egois kalo lo hanya berpikir sendiri tanpa pernah melibatkan dia,” kata sahabat saya.
Anes benar, saya nggak selalu bisa membahagiakan dia. Pasti ada saat dimana dia tidak bahagia dengan saya, ada saat dia merasa terluka oleh saya. Saya bukan siapa-siapa yang bisa menjanjikan kebahagiaan. Terlalu naif jika saya menjanjikan hal itu. Saya ingin mencoba, saya ingin membangunnya bersama-sama dengan dia. Saya ingin dia bahagia-selalu.
Amin...
02:32-23/11/11