Ia hanya duduk di sudut, tak menyapa dan tak ingin disapa. Sesekali mengangkat pandangan, merekam sekeliling dalam hitungan detik lalu tertunduk kembali. Dia mengulangnya sesekali, tak peduli apakah ada orang di sekeliling memerhatikannya. Dia merasa seperti diorama, kehadirannya tak merubah apa pun.
Seperti germis di siang hari. Sembunyi di awan pekat. Malu-malu menurunkan hujan, menikmati rintik. Sesekali petir menghampirinya, memaksanya tak lagi menjadi gadis pemalu. Tak perlu lagi tanda, tak perlu lagi ritme. Hujan ya hujan. Basah.
Tak penting lagi romantis, gerimis bukanlah suasana yang diciptakan melainkan pelengkap. Gerimis menolak, menangis dalam diam
Seperti gerimis, gadis pemalu menangis dalam diam.