Apa
resolusimu
di
tahun
depan?
Menghadapai pergantian tahun, saya--mungkin hampir seluruh dari kalian--mendapat pertanyaan seperti ini. Saya hanya menggeleng. Jika pertanyaan diajukan melalui sambungan telepon, saya menjawab tidak tahu. Jika melalui pesan singkat atau aplikasi WhatsApp/Line, saya juga menjawab tidak tahu. Tidak ada resolusi, tidak ada target, tidak ada rencana. Saya melewati serangkaian pergantian tahun baru dengan biasa saja, seperti melewati pintu di rumah, hanya perlu membuka pintunya dan lewat begitu saja.
Namun saya berpikir ulang, mencoba memikirkan
apa yang seharusnya saya kerjakan menyambut tahun baru. Saya menemukan satu
kata yang pas, melepas. Saya ingin belajar melepas banyak hal, tidak melulu
tentang kekecewaan tetapi juga kebahagiaan. Bukankah kebahagiaan dan kekecewaan
kekal (kita kekalkan) dalam ingatan kita.
Kita menikmati momen-momen kesedihan, hidup
dalam masa lalu, mengutuki rasa sakit, mengenggenggam erat-eret kekecewaan dan
tak berani berajak. Setiap kali berusaha keluar dari rasa sakit, ketakutan menguasai diri kita. Bayangan kegagalan dan kekecewaan mematahkan
semangat yang baru saja menyala. Harapaan yang baru tumbuh serupa tunas pun
layu, kehilangan hangatnya harapan. Dia mati sebelum berkembang, mati terbunuh
ketakutan dalam diri kita.
Begitu pun bahagia. Kita kerapkali
membicarakan kebahagiaan yang itu-itu saja. Seolah kita tak pernah mendapatkannya
di kemudian hari. Kepala kita dipenuhi kenangan yang itu-itu saja. Kita takut
menciptakan harap, takut tak pernah menggapainya lagi.
Tahun depan, saya mau belajar melepas. Mencari
kebahagiaan baru, menerima kegagalan baru.
*Gambar dipinjam dari sini
*Gambar dipinjam dari sini