12/02/2017

hujan belum jatuh


hujan belum jatuh. awan hitam bergerak lambat meski angin mendorongnya kuat-kuat. daun-daun menguning yang bergantung rapuh pada ranting-ranting pun jatuh. daun kering berserakan di atas tanah. cucian di jemuran berhamburan. pada bahannya yang basah, noda tanah menempel di sana. pada bagian keringnya, mampu kausapu dengan punggung tanganmu. kau pilah yang harus kau basuh dan meletakkan yang kering pada keranjang, sebelum panas setrika meluruskan bahan-bahan yang kusut. sebelum kau masukkan di dalam lemari pakaianmu. hujan [.....]

11/30/2017

kemas:


Perjalananmu kali ini, bukanlah perjalanan pertama dan terakhir. Bukan juga perjalanan biasa sebab kamu memulainya dengan hati yang patah, kepala yang terus memaki agar kakimu mau beranjak di tempat terakhir kali dia mengucap perpisahan, dan hatimu yang terlalu bebal memintamu terus bertahan. Kepergianmu kali ini sudah kamu rencanakan jauh-jauh hari, tapi selalu gagal kamu lakukan. Telah kamu kumpulkan semua kenangan tentangnya, kamu simpan dalam satu kotak, dan berjanji tak akan membukanya lagi. Pada hari lain, kamu membukanya. Rindu, katamu, yang mendorongmu melakukannya [.....]

10/07/2017

sebelum lagu ini habis


kuhentikan suara lagu yang berputar sebab setelahnya akan jeda panjang, memanggil kesunyian. bukan sunyi, melainkan sepi dan aku tidak siap, belum menyiapkan apa-apa. seperti lagu yang terputus di tengah, aku perlu menyiapkan jeda, sebelum benar-benar habis, sebelum benar-benar hubungan ini berakhir, sebelum kesedihan lahir dari rahim perpisahan. seorang polisi datang menghampiri, meminjam korek api. menyulut rokok yang telah menyelip di kedua jarinya. memerhatikan puntung-puntung rokok yang berserakan di bawah kakiku yang abunya telah [.....]

9/17/2017

beranikah kita?



tangan tirus itu tengah sibuk membolak-balikkan lembar-lembar di buku menu. mata yang menatap halaman demi halaman yang dibalikkan tangan seperti tatapan yang sungguh-sungguh. kerutan di dahi yang mempertemukan ujung alis menambah kesan berpikir padanya. seorang pelayan berkaus putih yang dibalut apron cokelat menatapnya dalam diam. tangan kanannya telah siap mencatat di buku pesanan. tangan tirus itu menutup buku menu. pramusaji mencatat dua pesanannya; chicken wings dan lecy tea. pesanannya, bukan menu pertama [.....]

8/31/2017

apa ada harap di seberang sana?


pagi yang muram dan harap yang mati. ia telah mati dibunuh kegagalan, ditikam kekecewaan. barangkali di seberang sana, harap baru telah menanti. perjalanan ini harus dimulai, meski seorang diri. tidak ada keluarga, tidak ada teman. memutus hubungan dengan semua orang yang dikenal. memulai perjalanan untuk menemukan. ketika gigil datang, kupeluk diriku seorang. ketika kesepian datang, kuberbincang seorang. tangis mungkin pecah, marah yang meledak, sesunyi-sunyinya sepi, seorang diri.