Perjalananmu kali ini, bukanlah perjalanan pertama dan terakhir. Bukan juga perjalanan biasa sebab kamu memulainya dengan hati yang patah, kepala yang terus memaki agar kakimu mau beranjak di tempat terakhir kali dia mengucap perpisahan, dan hatimu yang terlalu bebal memintamu terus bertahan. Kepergianmu kali ini sudah kamu rencanakan jauh-jauh hari, tapi selalu gagal kamu lakukan. Telah kamu kumpulkan semua kenangan tentangnya, kamu simpan dalam satu kotak, dan berjanji tak akan membukanya lagi. Pada hari lain, kamu membukanya. Rindu, katamu, yang mendorongmu melakukannya [.....]