3/30/2019

Tjikini


Kamu beranjak dari tempat duduk selepas memasukkan telepon genggammu ke dalam tas. Berjalan meninggalkan meja tempat kita mengisi waktu dengan percakapan. Punggungmu kian menjauh dari pandanganku. Aku hanya perlu mempercepat langkah untuk sampai di sampingmu, namun jarak yang membentang itu rasanya tak mampu kukejar meski berlari sekalipun. Dari jarak ini, aku bisa melihatmu lebih utuh. Menilai perasaanku kepadamu secara lebih jernih. Dari jarak yang seharusnya dapat kukikis dengan mempercapat langkahku, aku menyadari perasaan sayang kepadamu telah tumbuh di hatiku. Tapi kita berada pada kualitas diri yang berbeda. Ini bukan tentang materi, pun status sosial, jabatan yang lebih tinggi dan penghasilan yang lebih besar. Bukan pula tentang definisi cantik dan tampan, pun tentang gaya hidup yang memisahkan antara [.....]