Kalau hari
ini kita masih bersama, bukan karena alasan yang kita pernah ucapkan beberapa
tahun silam. Alasan kita begitu sederhana, kita tak pernah berani untuk
sendiri, berjalan sendiri-sendiri, tanpa aku, kamu-kita. Rutinitas yang menahun
seperti mendarah daging, dan kamu tahu bagaimana melepaskan darah dan daging
yang sudah melekat dalam diri kita, menyakitkan bukan.
Aku lelah
menjalani kepura-puraan ini, bukan kah sebaiknya ini kita akhiri. bukan kah
rutinitas bisa kita mulai dari awal, dengan orang baru tentunya. Aku terlalu
lelah memulai dari awal dengan kamu, kita hanya akan mengulang
kesalahan yang sudah menahun dan itu melelahkan.
Kita selalu
percaya, kesempatan hadir setiap saat dalam sebuah hubungan bukan saat kita
sudah menjalani hidup masing-masing. Menahun sudah kita memberi kesempatan pada
hati kita untuk mempertahankan hubungan ini, sudah waktunya dia berhenti. Ada
beberapa hal yang bisa kita paksakan tapi ada beberapa hal yang harus
dipasrahkan, sepertinya jalan kita yang kedua.
Kamu sudah
menemukan orang yang tepat, bukan aku pastinya. Seseorang yang bisa membuatmu
nyaman. Seseorang yang tidak akan melarangmu kemana pun kamu pergi. Seseorang
yang bisa mewujudkan semua mimpi-mimpimu. Seseorang yang kamu beri tanpa harus
meminta.
Dan itu yang
terpenting, meminta itu melelahkan. Pada akhirnya aku harus sadar, selama ini
yang kamu beri adalah hal ku pinta bukan sesuatu yang ingin kamu berikan.
Menyedihkan. Aku tak ingin seperti ini, tak ingin selamanya meminta.
Sebaiknya
kita berhenti berpura-pura. Apa kamu tak lelah bersandiwara. Bawalah dia,
kenalkan dia padaku, dengan begitu kita resmi berakhir. Agar kita mampu
melanjutkan kehidupan kita.
Segeralah.