Berdamai Dengan Masa Lalu


“Maaf, jika setelah kita berpisah aku menarik diri. Aku butuh waktu untuk menerima keadaan ini. Semua terjadi begitu cepat, aku marah, kecewa dan patah. Kalau kamu butuh bantuan apa pun, just let me know yah. Aku akan bantu sebisa aku.”

itu sederet kalimat yang kukirimkan melalui WhatsApp. Aku tak menunggu balasan dan memang tak butuh jawaban. Aku hanya ingin kita berdamai. Mungkin tak sebaik dulu dan memang sulit untuk mengembalikan keadaaan seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Mungkin kita bisa mengobrol hal-hal kecil, seperti apa kabar atau sudah makan. Selama tak menyentuh masa lalu dan menyinggung urusan asmara, dawai pertengkaran tak akan bergetar.

Aku takut dia salah paham. Aku takut sikapku yang berubah cuma usaha untuk  membuatnya simpati dan mengajaknya kembali menjalin hubungan. Aku takut dia berpikir aku sedang ingin merusak hubungannya dengan pacar barunya. Aku mencoba mengiriminya pesan melalui WhatsApp sekali lagi.

“Masa lalu kita memang tidak baik, bahkan kita berpisah pun bukan dengan cara yang baik. Tapi kalau kita tahu bahwa hubungan ini akan berakhir, masing-masing dari kita  mungkin tidak akan pernah mau memulai. Tapi bukankah kita hanya manusia. Aku hanya ingin berdamai dengan masa lalu. Sungguh tidak ada alasan sedikit pun untuk memintamu kembali. Aku hanya ingin bilang, meski banyak luka yang kita terima tapi kita pernah merasakan satu moment penuh bahagia. Itu cukup untuk membuat kita berhenti membenci.”
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments:

Posting Komentar