Pernah kah kamu merasa begitu patah, kecewa tanpa pernah ditinggalkan. Kecewa tak melulu soal kehilangan dan ditinggalkan. Dia telah memilih jalan berbeda dan kamu tak mampu mengejarnya. Aku menunggunya di coffe shop Mall Summarecon Serpong. Bukan di smoking area seperti yang sering aku lakukan, untuknya aku rela berhenti merokok (sejenak). Aku ingin membuatnya nyaman berlama-lama denganku. Aku suka cara dia menatapku, wajah polosnya dengan senyum yang tidak pernah terlepas membuat semua terasa begitu nyaman berlama-lama dengannya. “Senyum itu kan ibadah Kak,” katanya sambil terseyum dan membuat matanya [.....]
Sore ini aku mandapati amplop cokelat. Seorang petugas pos mengantarkannya tadi siang, ibuku yang menerimanya. Aku melapalkan doa sebelum membukanya, berharap bahwa itu surat panggilan kerja. Namun setelah kubuka, aku kecewa. Bukan surat panggilan kerja, karena ada ada poto di dalamnya dan dua lembar kertas dengan tulisan tangan di atasnya. Poto pertama seorang anak laki-laki yang kutaksir berusia dua tahun. Satunya lagi bayi perempuan yang mungkin berusia tiga bulan. Sebetulnya aku tak dapat [.....]