5/15/2014

Memory (chip)



Kakiku bergetar hebat, peluh sebesar biji jagung mulai membasahi dahiku, turun ke bawah dan membasahi kausku.  Aku memicingkan mataku melihat segala sisi, berharap tidak ada penjaga yang berhasil menangkapku. Jika ketauan, aku tak tahu nasib sial apa yang kan menimpaku dan hukuman apa yang akan kuterima.
Aku baru saja mengendap-ngendap masuk ke kawasan terlarang, orang-orang menyebutnya Tanah Gersang. Dari kabar yang kudengar, Tidak ada yang berani melangkahkan kakinya ke tempat ini. Tempat dimana sisa-sisa radiasi bekas bom atom pernah jatuh puluhan tahun lalu. jika kamu memasuki daerah terlarang ini, maka kamu tak akan pernah kembali. Kalau pun kembali, sel-sel otrakmu sudah rusak dan menjadi gila. Mengamuk, maracau apa saja.
Mataku menyisir segala arah, selain [.....]