Beberapa Hal Yang Ingin Kukatakan Sebelum Kau Pergi



Aku tak bisa melarangmu pergi, memaksamu untuk tetap tinggal juga bukan hakku. Aku ingin meminta sedikit waktu dari waktu-waktu yang kau punya, yang tentu saja sudah kaubagi-bagi dengan banyak orang. Namun, jatahku tak kunjung kau berikan. Jadi, kutuliskan saja beberapa hal yang ingin kukatakan kepadamu melalui surat ini.

Carilah teman untuk menemanimu ngebir sepanjang malam. Jangan biasakan dirimu ngebir sendiri sepanjang malam. Tentu saja, aku tak melarangmu untuk ngebir, hanya saja kau seringkali melakukannya seorang diri. Jangan tiru aku, aku terbiasa tidur di bar jika sudah tidak kuat untuk pulang tapi aku khawatir jika kamu melakukan hal serupa. Di sana, tentu tidak ada aku, maka carilah teman jika kau ingin menghabiskan sepanjang malammu di bar.

Kopi buatanmu terlalu manis. Kau tahu, aku penyuka kopi hitam dan kau akan dengan mudah menemukan kata-kata kopi dalam tulisanku bahkan dalam lini masa aku kerap kali menyebutnya. Jika nanti kau kembali, sekadar bercengkrama di balkon kosanku sambil melihat bintang dan berinisiatif membuatkan kopi, tolong beri satu sendok teh saja gula pada kopiku. Tanpa gula pun tak apa, kadang aku menyukai kopi hitam tanpa gula.

Jangan terlalu mudah marah. Kau orang yang mudah marah dan juga orang yang mudah memaafkan. Tapi, saat marahmu reda dan kembali tersenyum, apakah orang yang kau marahi tetap menerimamu  seperti sebelumnya. Cobalah pikirkan, kata-katamu bisa saja menyulut dendam di hati mereka. Jika kamu marah, pergilah. Habiskan rokomu berbatang-batang.

Jangan rapikan bukuku yang tergeletak di sembarang tempat. Aku jarang sekali membaca buku sekali tamat. Aku membaca apa yang ingin kubaca, maka jangan heran jika kamu menemukan buku-bukuku berserakan, artinya buku itu belum selesai dibaca. Aku akan menyimpannya di rak buku jika sudah selesai membacanya, meski kadang berbulan-bulan baru kuselesaikan. Aku tahu, kamu berniat baik untuk merapikannya, maka, aku juga lebih sering diam jika kamu mulai marah-marah dan seketika buku-buku yang berserakan  itu pindah ke rak buku di samping lemari pakaianku.

Aku mencintaimu
Kau tak perlu membaca semua tulisanku di atas. Kau cukup baca pesanku yang terakhir.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

1 komentar: