Membunuh (senyuman)



Bunuhlah dengan pisau, bukan dengan kata-kata

Kau tahu, saat marahmu reda dan kembali tersenyum, akan akan selalu membalas dengan senyuman. Sebuah senyuman yang tidak akan pernah sama lagi. Sebuah senyuman formalitas, basa-basi. Karena senyum hangat yang kutawarkan kepadamu telah mati , dia terbunuh dengan kata-katamu. Saat kamu meluapkan segala kata-kata menyebalkan itu di hadapanku, di hadapan orang-orang kemarin siang, dia terbunuh.

Mungkin kamu tak sengaja melakukannya, tapi bukankah sebuah pembunuhan bisa saja terjadi tanpa kesengajaan. Jangan menagihku untuk kembali tersenyum seperti sebelumnya, jangan pernah. Aku bisa saja membangunkan kembali senyum hangatku yang telah mati itu, tapi otakku merekam semuanya, ingatan-ingatan menyebalkan itu. Dan aku tak mau membangkitkan senyum hangatku lagi hanya untuk kembali kau bunuh.

Saat marahmu reda dan kembali tersenyum, akan akan selalu membalas dengan senyuman tapi (kita) tak pernah sama lagi.




Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments:

Posting Komentar