Nak,
matahari tak selalu terik dan membakar, ada kalanya dia begitu hangat dan
menenteramkan. Jangan terlalu larut dalam kemarahan, amarahmu akan
menghanguskan apa saja, siapa saja, termasuk dirimu sendiri. Jadilah matahari pagi,
lembut dan menghangatkan. Cintai seseorang dengan lembut, marah untuk sesuatu
yang pantas membuatmu marah lalu melembutlah. Beri dia kehangatan agar nyaman
bersamamu.
Nak, senja
yang dipuja-puja tak pernah angkuh dan merelakan dirinya dibalut malam. Keindahan
yang tak pernah bisa digenggam, keindahan yang hanya berlangsung sesaat. Begitu
pun cinta, Nak, ada yang tak bisa kaugenggam meski sangat kauinginkan. Senja
mengajarkanmu arti berserah, mengajarkanmu arti merelakan. Belajarlah melepas,
belajar merelakan.
Nak, bumi
tak pernah mengeluh meski dihujani. Tak pernah marah meski manusia-manusia tak
ramah. Bumi mengajarkanmu arti kesabaran. Ingat, tidak ada kesedihan yang
menetap selamanya, tidak ada bahagia yang bertahan selamanya. Jika hidup
memberimu luka-luka, balutlah lukamu. Jika hidup memberimu bahagia,
bersyukurlah. Jangan menyerah, karena bumi tak pernah menyerah untuk manusia,
untukmu.
Nak, awan
kelam kerap menutupi cahaya bintang, cahaya bulan, langit hanya berupa jubah
hitam pekat. Begitu pun pandanganmu, tak melulu jelas, terkadang kamu tak
melihat apa-apa selain kegelapan yang mamatikan harap. Tapi, angin akan membawa
awan mendung pergi perlahan, cahanya bintang dan bulan akan menerangi
langkahmu.
Nak, jika
seseorang yang selalu kamu sebut namanya dalam doa-doamu tak menjadi jodohmu,
percayalah, akan ada seseorang yang selalu menyebut namamu dalam setiap doanya.
Seseorang yang menginginkanmu melebihi apapun, melebihi siapapun. Bersabarlah,
kamu dan dia akan saling menemukan.
Nak, gema
takbir kemenangan sebentar lagi berkumandang. Bersyukurlah agar hatimu lapang,
agar hatimu tenang.
0 comments:
Posting Komentar