Mencari Peluk



Kamu duduk di bangku taman menghadap air mancur yang hampir mati. Tepat di bawah pohon besar dan lampu taman yang  enggan hidup . Tenaganya sudah redup dan tak ada seorang pun yang menginginkannya terus hidup. Taman yang hampir mati dan kamu menikmati sambil berharap mati di sana. Sepi. Ya, kamu menginginkan sepi setelah sekian banyak keramaian yang kamu lalui. Ternyata kamu membutuhkan sepi, sebuah kata yang kamu coret hitam dalam hidupmu.

Aku duduk di sebelah kananmu. Entah kegilaan apa yang membuatmu selalu memilih duduk di sebelah kiri. Yang aku tahu, kamu menggilai pelukan. Dan kamu menikmati pelukan dari seseorang yang duduk di sebelah kananmu. Kamu merasa senang  menyandarkan bahu di sebelah kirinya, memeluknya erat-erat lalu menghabiskannya.

Aku menyulut rokok, menghembuskannya pelan. Tiba-tiba kamu mendekat, meminta sebuah pelukan. Aku menolak halus dan kamu mengerti. Kamu mengatakan butuh pelukan, sudah lama dia hilang darimu. Kamu mencarinya kemana-mana, ke semua sudut, bahkan ingin memebelinya. Tapi tak ada seorang pun yang memberinya bahkan menjualnya.

Kamu mulai mencari sisa-sisa yang tersebar di lemarimu. Remah-remah peluk menempel di bajumu. Kamu memeluknya lalu menghirupnya. Semua baju kamu kumpulkan, mengumpulkannya menjadi satu agar pelukan itu utuh namun tak juga mengutuh.

Kamu mulai mendatangi satu persatu orang-orang yang dulu pernah memujamu. Orang-orang yang selalu kamu anggap sampah dan menerimamu kapan saja kamu mau. Orang yang dengan senang hati memberikan rasa sakitnya untuk melihatmu bahagia. Tapi kamu pulang dengan tangan kosong. Mereka tak lagi memujamu bahkan mencemohmu. Yang kamu dapatkan hanyalah cercaaan.

Malam ini kamu memintaku datang, meminta sebuah peluk yang dulu kamu acuhkan. Kamu meminta sebuah, padahal dulu aku memberimu seluruhnya. Aku katakan tak lagi memilikinya. Aku sudah  memberikan seluruhnya pada kekasihku. Dan aku menyimpan peluknya di tubuhku.  

“Belajar lah membeberi pelukan pada seseorang, meski dia tak selalu memberi balasan. Saat kamu butuh, akan ada seseorang yang memberimu tanpa meminta balasan,” kataku sambil pergi meninggalkan dirimu yang terus menatap air mancur yang hampir mati.







Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

2 komentar:

  1. Menusuk nusuk juga ini tulisan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kunjungan pertama iyya rupanya..hehe
      semoga kita tidak kehabisan pelukan ya..he

      Hapus