Setengah Lusin Pertanyaan di Pagi Hari


Semalam, temanku melontarkan pertanyaan, apa saja ingatan yang paling melekat pada seseorang tentang mantannya setelah mereka putus. Aku tak menggubris pertanyaan itu dan memutuskan untuk pulang lebih awal karena harus menyelesaikan artikel pesanan dari salah satu bank ternama di kota ini.

Aku baru saja menyelesaikan tulisanku pagi ini. Cukup lama aku mengerjakannya, bukan hanya  karena perkara mood, tapi aku perlu reserch sebelum menjadikannya sebuah tulisan yang utuh. Sambil menunggu ngantuk, aku mencatat beberapa hal yang kuingat tentang mantanku pada pagi hari.

Dia selalu menanyakan, tidur jam berapa semalam?
Aku mengatakan belum tidur. Sebagai seorang freelancer, aku lebih sering mengerjakan artikel pesanan pada malam hari dan menghabiskan waktu siangku dengan tidur. Selama jadian, hanya beberapa kali aku mengatakan tidur jam 1 pagi. Itu pun karena esok pagi aku sudah ada janji dengan seseorang dan pagi yang kumaksud selalu di atas pukul 11.00.

Dia selalu menanyakan, berapa bungkus rokok kamu habiskan semalam?
Jika pertanyaannya tentang rokok, artinya pertanyaan itu sepaket dengan berapa gelas kopi yang aku habiskan dalam semalam. Biasanya sebungkus tapi pada waktu-waktu tertentu aku bisa menghabiskan dua bungkus rokok dalam semalam. Ada waktu dimana aku tak bisa berpikir, mood sedang jelek dan berbagai masalah datang. Jika sudah begitu, jumlah rokok yang kuhisap bertambah banyak.  Sedangkan kopi, biasanya tiga gelas. Sesekali satu gelas jika dia membawakanku dua kaleng bir.

Dia selalu menanyakan, mau kemana kamu hari ini?
Mungkin tidur seharian, mungkin akan bangun siang hari dan menjemputnya sore hari tapi itu jarang sekali karena aku malas dan lebih sering duduk-duduk  santai di teras rumah. Dalam seminggu, aku hanya menjemputnya pada jumat malam, itu pun jika dia tidak hangout  bersama teman-temannya.
Hanya sesekali aku membuat janji dengan seseorang pada siang hari, biasanya mengenai pekerjaan yang memang tidak cukup dibicarakan melalui surat elektronik atau telpon. Selebihnya, Pekerjaanku lebih sering melalui surat elektronik. Sedangkan kumpul bersama teman-temanku lebih sering pada malam hari.

Dia selalu menanyakan, kapan kamu mulai bekerja?
Aku katakan, aku sudah bekerja meski aku tahu yang kamu maksud adalah pekerjaan formal di sebuah perusahaan dan mendapat gaji setiap akhir bulan. Aku tak betah jika harus bekerja kantoran, bahkan bekerja di industri kreatif pun harus masuk kantor dan aku kesulitan untuk mengikuti irama kerja seperti itu. Lagi pula apa yang salah dari pekerjaaku sebagai freelancer. Aku dibayar layak untuk setiap pekerjaanku dan terkadang penghasilanku lebih besar daripada teman-temanku yang bekerja kantoran. Bedanya, aku tidak memiliki jaminan kesehatan dan kenaikan jabatan, itu saja.

Dia selalu menanyakan, kapan kamu menjenguk ibumu?
Mungkin nanti selepas lebaran. Aku memang jarang sekali menjenguk ibuku di kampung. Sudah dua tahun ini aku tidak pulang. Tapi aku juga tahu, kamu menginginkan aku pulang agar aku menceritakan hubungan kita dan dengan begitu ibuku bisa segera melamarmu. Tapi mungkin kamu akan kecewa jika tahu yang sebenarnya, bahwa ibuku sudah menjodohkanku dengan gadis desa pilhannya. Itu yang membuatku malas untuk pulang dan menceritakan hubungan kita.
Kamu tahu, ibuku hanyalah seorang perempuan tua yang telah lama dtinggal mati suaminya. Sepeninggal suaminya, dia berjuang sendiri untuk membesarkanku. Lalu bagaimana bisa aku menolak permintaannya. Sedangkan orang tuamu juga menungguku untuk segera melamarmu.

Dia selalu menanyakan, kapan kamu melamarku?
Aku tidak tahu dan aku bingung harus bagaimana menjelaskannya kepadamu. Tapi pagi itu menjadi pertanyaan terakhirmu kepadaku karena setelah jawaban tidak tahu dariku, kamu memutuskan untuk berhenti bertanya. Kamu memutuskan untuk mencari seseorang yang mampu memberikan jawaban dan kepastian.

Sementara, hanya itu yang kuingat tentang mantanku. Mataku sudah mulai mengantuk. Mungkin setelah terbangun nanti aku dapat mengingat dengan baik apa saja tentang mantanku.


Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

4 komentar:

  1. lumayan vin..hehe
    tks sudah berkunjung..

    BalasHapus
  2. Jadi, kapan kau menulis yang kau ingat tentang aku? :)))
    Selamat hari lahir, Bedu. Semoga semakin banyak cerita. Ceritakan lebih banyak tentang mantan, ya. Suka saya bacanya. *mayan buat bahan kepo* :p

    BalasHapus
  3. wah, dikunjungi editor senior dan penulis penjual kenangan..hehe

    BalasHapus