Hai jelek, semoga selalu bahagia yah!
Sudah musim hujan lagi,
aku bahkan tak sempat mencicipi musim kemarau sepanjang tahun ini. hujan datang
lebih sering dari tahun lalu. Payung yang kita beli di toko dekat kantorku sudah
rusak beberapa bulan lalu saking seringnya kupakai. Untungnya, toko yang menjual payung itu masih
menyisakan beberapa stok payung yang sama. Aku membelinya tiga sekaligus, berjaga-jaga
jika payungku akan rusak kembali.
Tadi pagi si Cemong melahirkan,
anak-anaknya lucu. Saat melihatnya, aku langsung mengingatmu. Kamu pasti ingin
melihatnya, nanti akan kulampirkan fotonya untukmu. Aku akan memberikan dua anak lainnya untuk
Maya dan Rafi. Bukan aku tak sayang, sejak kamu memberikannya padaku sebagai
hadiah ulang tahunku, aku berjanji akan merawatnya dengan baik. Tapi aku tak
sanggup jika harus merawat si Cemong dengan ketiga anaknya, jadi kuberikan
kedua lainnya pada sahabat kita.
Tyo, surat kali ini tak
akan sepanjang biasanya. Aku mencuri-curi waktu untuk bisa menuliskannya
untukmu. Pukul tujuh –empat jam dari sekarang-akan ada seseorang yang datang ke
rumahku untuk melamar. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan, tentu saja bukan
urusan tetek bengek seperti menyiapkan makanan
dan merapikan rumah. Semua itu sudah diurus oleh Mama. Selain make up,
aku harus menyiapakan hati untuk menerima seseorang dalam hatiku, dalam
hidupku.
Namanya Randi, anak
sahabat Mama saat SMA. Mama mengenalkanku
dua bulan lalu dan aku baru tiga kali jalan bersama dia. Tak banyak yang
kuketahui tentang dirinya, aku enggan
menanyakan hal pribadi kepadanya, biarlah waktu yang nanti memberitahuku
tentangnya. Yang kutahu, Dia bekerja di sebuah bank swasta, hobinya membaca
buku-buku motivasi. Sesekali menonton
film bersama teman-tekmannya dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah
bersama Mama, kakak dan kedua keponakannya. Hanya hal-hal umum saja yang
kuketahui tentangnya.
Bagiku, yang terpenting,
dia sangat menyayangi mamanya. Aku pernah diajak jalan-jalan bersama mama dan
kedua keponakannya, dari situ aku bisa melihat bagaimana dia memperlakukan mama
dan kedua keponakannya. Dia baik dan itu cukup buatku.
Seperti yang pernah
kamu bilang, kita tak selalu bisa memilih kebahagiaan kita sendiri. Melihat
mama bahagia dengan lamaran ini, aku ikut bahagia. Bahagia sebagai seorang anak
karena berhasil memenuhi permintaan orang tuanya dan bukan bahagia sebagai
seorang gadis yang akan melepas masa lajangnya. Kamu tahu, ya kamu pasti tahu,
aku hanya mencintai satu orang dan itu kamu.
Tyo, ini adalah surat
terakhirku untukmu. Meski aku tak mencintainya tapi aku harus menghargainya. Aku
tak bisa memaksa diriku mencintainya tapi aku bisa memaksa diriku untuk menghormatinya,
dan salah satunya dengan berhenti mengirimu surat.
Semoga bahagia di sana ya jelek!
###
Aku melipat surat dan
memasukkannya ke dalam amplop. Ini surat terakhirku untuk Tyo. Setelah lamaran
ini, aku akan mengunjungimu makammu. Membacakan surat ini di samping nisammu
dan meletakkannya di atas pusaramu.
Oh! Syahdu...
BalasHapus