4/29/2016

akhir sebuah dunia



Kenny merangsek masuk ke kamarku seperti seorang perampok yang berusaha menggasak rumah incarannya, membuka lemari pakaianku, masuk ke kamar mandi, mengacak-acak tumpukan baju yang belum sempat kumasukkan ke dalam lemari, dan berakhir dengan mengeluarkan baju-baju kotor dalam keranjang yang kuletakkan di belakang pintu. Dia mengambil handuk kecil, membebatkannya kuat-kuat di tanganku. Aku meringis. Jadi, seperti ini rasanya sakit. Bahkan, sayatan silet yang tipis saja bisa membuatku merasakan sakit. Handuk putih yang dibebatkan [.....]

4/25/2016

dua sisi



Kanika; Aku pernah membayangkan, bukan. . . bukan membayangkan, tetapi memimpikan pernikahan dengannya. Bahkan setelah memutuskan hubunganku dengannya dan menjalin hubungan dengan beberapa pria lainnya, impian itu tidak pernah pudar, tak sedikitpun memudar dari benakku. Pria-pria yang singgah di hidupku justru memperkuat keinginanku menghabiskan hidup bersamanya. Tidak ada pria yang lebih baik, pengertian, sabar dengan sikapku yang berubah-berubah dan mampu membuatku nyaman selain Gama. Pria yang kuserahkan kunci gembok rahasiaku pada hari pertama [.....]

4/19/2016

mesin waktu


“Kalau ada mesin waktu, lo mau pakai buat apa?” Pertanyaan yang dilontarkan seorang teman membuat kami bertiga terdiam. Kami berempat sekumpulan manusia melankolis yang menghabiskan malam sabtu di sebuah kedai kopi dengan obrolan-obrolan yang berat – setidaknya, obrolan mengenai politik, pendidikan, buku, film, sedikit curhat – bagi salah satu teman saya dianggap berat untuk malam yang seharusnya dijadikan hore -hore setelah melepas penat bekerja. Anehnya, kami bertiga tak pernah merasa obrolan kami berat. [.....]

4/11/2016

Kabu dan Malam


“Kabu, gimana kabarnya, Nai?” Kabu sahabat kami, seekor anjing kecil jenis Shiba. Nai pernah mengatakan padaku ingin memelihara seekor anjing dan memintaku menemaninya membeli dari pet shop. Kupikir itu bukan pilihan yang baik. Kita tidak pernah tahu, bisa saja anjing lucu dan menggemaskan yang kita bawa pulang hasil dari penyiksaan seseorang terhadap induknya. Aku menyarankan Nai untuk mengadposi saja dari salah satu teman kita. Butuh waktu berbulan-bulan hingga akhirnya seorang teman mengizinkan kami mengadopsinya. [.....]