Siluet dalam secangkir kopi…

Aku ingin meneguk secangkir kopi sekaligus, tak perlu lagi ritme, tak penting lagu seruput dan gelegek, semua buyar melebur dalam kopi hitam. Setiap tegukan yang masuk membuang satu persatu kenangan dan memori tentang aku, kamu dan kita. Aku ingin menelannya secara langsung agar tak lagi menyisakan pahit.

Ternyata tak mudah meneguknya secara langsung, membuat tenggorakan tersedak. Mungkin tak bisa juga menghapus semua kenangan secara langsung, seperti menyeruput kopi, dia butuh cara untuk menikmatinya. Kuputuskan untuk menghabiskannya perlahan, menikmati setiap kenangan yang terbalut dalam tegukan.

Sampai hari ini, Siluetmu masih terlihat di cangkir ini.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments:

Posting Komentar