12/28/2010

Hari Ini

Lagu sarjana muda mengalun keras di kamarku, hentakkan musik dengan speaker simbadda membuat [.....]

12/28/2010

Telah Berubah

Hari ke 40 wafatnya paman saya, saya dan keluarga besar berkumpul untuk membacakan tahlil di rumahnya. Pembacaan tahlil dan do’a yang diadakan selepas maghrib ini dihadiri sekitar 70an orang. Saya sesekali membantu membawakan makanan dan minuman untuk para tamu yang hadir. Selepas pengajian ini setiap orang diberikan besek (baca: nasi yang dibungkus dengan saringan plastik dan lauk berupa ayam, telur dan bihun), tidak jarang makanan ringan yang disuguhkan di piring pun ikut dimasukkan ke dalam besek tersebut. Beberapa anak-anak tak luput berebutan memasukkan makanan dalam plastik besek yang mereka terima.

Seluruh tamu yang hadir telah pulang, sebagian dari keluarga merapihkan piring dan gelas. Saya dan beberapa sepupu lainnya duduk sambil menikmati kopi dan sebatang rokok kretek yang memang disedikan [.....]

12/16/2010

Takut (akan) Sendiri

Suatu kali, ketika sedang istirahat di tengah produksi film untuk tugas akhir mata [.....]

10/04/2010

Memilih Sebuah Impian


Bagaimana tahun ini, sudah tercapaikan semua impian? Apa saja solusi yang harus disiapkan dari setiap kegagalan? Lalu bagaimana dengan rencana tahun depan? Apa saja yang ingin dicapai? Apakah ada rencana jangka panjang, untuk lima tahun atau sepuluh tahun kedepan?
Sederet pertanyaan di atas seolah menjadi bagian yang terpisahkan dalam kehidupan sebagian besar individu. Lalu bagaimana dengan saya? Saya tidak tahu. Dari dulu sampai sekarang saya tidak pernah bercita-cita menjadi apa. Terakhir, saya bercita-cita ingin menjadi seorang arsitek lantaran takjub melihat gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi menghiasi layar televisi di rumah. Tapi itu sudah lama sekali, sepuluh tahun yang lalu, tepatnya ketika saya menginjak kelas enam sekolah dasar.
Saya juga belum mempunyai impian yang ingin dicapai, baik tahun [.....]

8/04/2010

Mereka (ortu) Cuma Manusia


Dalam perjalanan hidup saya, begitu banyak masalah yang hadir yang menormalkan saya menjadi manusia. Entah kalau tidak ada masalah rasanya sulit untuk mengakui diri saya sebagai manusia. Masalah hadir bukan hanya sebagai pelengkap, tapi sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Saya tidak memuji masalah, bahkan kadang saya juga menghindarinya. Sepercuma membuang garam di lautan, semakin kita menghindari masalah akan menjadi momok yang menakutkan dan merongrong hidup kita setiap saat. Padahal setiap orang mendapat jatah masalah tersendiri dalam hidupnya.
Dari sekian banyak masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita, salah satu yang menarik perhatian saya adalah harmonisasi antara anak dan orang tua. Saya bukan pendengar yang baik juga bukan seorang problem solver yang jitu jadi tak [.....]

5/05/2010

Sebuah Percakapan


Tidak ada yang baik dari memaksakan. Termasuk dalam mencintai.
Barangkali, sebagian orang pernah mengalami percakapan seperti di bawah ini. Sebuah percakapan singkat dan berujung pada perpisahan. 
“Sebaiknya aku pergi” “Kenapa, bukankah kita baru saja memulainya?”  “Kamu pantas bahagia” “Aku bahagia dengan kamu, apa ini hanya sebuah alasan?” “Tidak, aku tidak sedang mengarang dalam hubungan kita, hanya saja aku tak akan pernah bisa jadi yang kamu mau” “Aku ingin kamu jadi diri sendiri, meski ada beberapa hal yang harus berubah tapi itu semua aku pinta agar hubungan kita bisa bertahan”  “Dari awal kamu tahu, aku bukan makhluk instan dan ini akan menjadi penantian yang membosankan untukmu” “Lalu, dengan alasan ini kamu pergi. Alasan yang akan membuat [.....]

4/13/2010

sekotak memori



Kalau saja milyaran kenangan yang terekam dalam kotak memoriku dapat dipindahkan, maka dengan senang hati aku meminjamkannya padamu. Satu kotak kecil yang berisi tentangmu, hanya kamu dan segala yang berhubungan denganmu. Dengan begitu, kamu akan tahu bagaimana aku menilaimu, mencintaimu dan menggilaimu. Dan dengan begitu tak perlu lagi kupilah-pilah kata dan menyusunnya menjadi rangkaian kata lalu kuberikan padamu. Karena aku tahu, sebaik apapun aku memilah-milah kata, kamu tak dapat ter-reperesentasikan, kamu adalah wujud yang tak tergambarkan.
Kalau saja kotak memori itu bernama hati, maka akan aku alirkan rekaman memoriku tentangmu melalui rasa. Aku yakin hati dapat berbicara meski tanpa kata dan tanpa nada. tapi kamu juga tahu, hati bukanlah tempat menyimpan data, hati akan terus mengalir meski tiba-tiba aliran [.....]

2/27/2010

kehilangan


Kalau kita merasa kehilangan, setidaknya kita merasa memiliki sesuatu. Ketika momen Anyer pergi kita merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharhga. Kita merasa persahabatan itu nyata, hadir di tengah kebersamaan kita. Rasanya 3,5 tahun kebersamaan tak menghadirkan persahabatan secara messal. Persahabatan hanya dimiliki oleh segelintir orang, anggota klik atau teman nongkrong. Tapi kini berbeda semua yang duduk dalam ruangan ini merasa satu, ruang yang yang dipenuhi dengan isak tangis atau hanya germuruh yang tak dapat tumpah melalui mata.
Setelah liburan dan sekaligus acara perpisahan kelas di anyer, ada bebrapa sms yang masuk ke inbox saya masih dengan nada yang sama dan isi sms pun tak jauh berbeda. Semua bernadakan kesedihan, merasa kehilangan dan berharap momen-momen seperti itu kembali lagi. saya [.....]