“Kalau kamu suka seseorang, perjuangin dia. Kasih tau dia,
bahwa di luar sana ada orang yang begitu mencintai dia,” katamu sore itu. Aku hanya
terdiam, tidak tahu harus berkata apa.
Pernah kah kamu mencintai seseorang, saking cintanya hingga
takut memilikinya. Maka itu yang aku rasakan saat ini. Aku begitu mencintai
kamu, hingga takut tak bisa membahagiakan kamu. Aku ingin kamu bahagia dan aku
merasa tak tepat untukmu, merasa tak mampu membahagiakanmu.
“Mungkin sebaiknya aku cinta sendiri, dengan begitu aku tak
akan menyakiti siapa pun,” kataku kepadamu setengah berbisik.
Kamu memegeng erat tanganku, sambil menatap, kamu mengatakan tak baik menyimpan hati untuk
seseorang. Barangkali dia jodoh yang selama ini kamu nanti. “Kalau kamu takut
terus, kapan kamu belajar mencintai seseorang. Sekuat apa pun kamu berusaha membahagiakan
dia, toh versi bahagiamu dengan dia berbeda. Artinya kamu tidak akan selalu
bisa membahagiakan dia. Bilang yah,” katamu pelan sambil melepaskan tanganku.
***
Satu tahun sudah sejak obrolan sore itu dan sudah satu tahun
kita menjalani hubungan ini. firasatku benar, aku tak mampu mebahagiakanmu. Firasatku
benar, hubungan ini hanya menyakitimu. Kini kamu menyesal telah meyakinkan
perasaaanku. Kamu menyesal telah memintaku menyatakan perasaanku terhadapmu. Kini
kamu menyesal dan menarik diri.
Andai waktu bisa kembali, aku meminta untuk cinta sendiri. Cukup
sendiri.
0 comments:
Posting Komentar