6/27/2016

Kosong


Aku ingin memeluknya, menyesap aroma tubuhnya, aroma farfum bercampur keringat. Mengelus rambutnya sebelum melepas pelukan. Membiarkannya menarik lenganku, menempelkan punggung tanganku di pipinya, hal yang selalu dia lakukan di awal dan akhir pertemuan kami. Namun kakiku seperti terikat rantai dengan bola-bola besi, susah payah kumelangkah. Dan pada jarak yang bisa kutempuh hanya dengan tiga langkah, tubuh kami seperti terpaku, tepatnya membatu. Butuh beberapa detik bagiku menarik kesadaranku kembali, melangkah, dan berdiri tepat di [.....]

6/22/2016

Sebelum Semua Terenggut


Ditanamnya pohon rindu di atas hatinya yang gersang. Cinta pernah tumbuh subur di sana, hingga luka datang tiba-tiba dan menghancurkan semuanya. Kesedihan tak ubahnya musim kemarau yang panjang, membuat tanah retak, mematikan harap. Dia mulai percaya, hatinya hanyalah tanah gersang yang tidak dapat ditumbuhi apapun, tidak cinta, tidak juga rindu. Dia memilih menyerah, pasrah, dan membiarkan hatinya kosong tanpa harapan. Sepertihalnya perpisahan yang datang tiba-tiba, hatinya jatuh tiba-tiba. Tanpa persiapan dan tak sempat [.....]

6/18/2016

Menulis Untukmu


“Kamu akan tetap menulis untukku setelah kita menikah nanti?” “Kuharap masih. Mungkin tak sesering sekarang, tetapi aku masih ingin menulis untukmu. Terus menulis untukmu.” Kelak, jika  Tuhan yang Maha Besar menjawab harapan kita dengan kebersamaan, aku ingin menulis tentang kita. Mensyukuri kebersamaan kita. Kita makhluk yang teramat kecil di alam semesta, tetapi memiliki impian yang amat besar. Usaha kita mungkin terlalu kecil untuk impian kita yang teramat besar, tetapi jika kita percaya Tuhan [.....]

6/11/2016

Bingkai Kebahagiaan



Dia memasangkan perekat pada permukaan kardus, diulanginya sebanyak dua kali, memastikan perekat tak terbuka dan menumpahkan isi dalam kardus tersebut. Kardus kelima yang dirapikannya hari ini, kardus-kardus terakhir yang akan dibawanya pulang ke rumah orangtuanya. Sisanya, biar aku yang urus dan kirim ke rumah orangtuamu, kataku yang hanya dijawab dengan anggukan. Hanya anggukan kepala, tidak ada kata-kata. Aku meletakkan segelas teh susu di atas meja, minuman kesukaannya. Minuman yang selalu dia minta ketika hari-harinya begitu lelah selepas bekerja. Minuman yang selalu [.....]

6/07/2016

Figuran


Aku tidak ingin merebut posisinya, menjadi pemeran utama dalam lakon hidupmu. Menjadi bahan dalam setiap obrolanmu, menjadi kebanggaan yang kamu tunjukkan di hadapan manusia-manusia. Menjadi alasanmu tersenyum sepanjang hari dan alasanmu menangis sepanjang malam. Dia yang kamu pilih sebagai aktor utama dalam hidupmu malah sibuk dengan segala urusannya, tidak acuh kepadamu. Pada malam-malam sepimu, dia menjadi aktor utama dalam hidup orang lain. Aku tidak ingin menggantikan posisinya, pemeran utama dalam setiap jejak hidupmu. Aku [.....]