Sebelum Semua Terenggut


Ditanamnya pohon rindu di atas hatinya yang gersang. Cinta pernah tumbuh subur di sana, hingga luka datang tiba-tiba dan menghancurkan semuanya. Kesedihan tak ubahnya musim kemarau yang panjang, membuat tanah retak, mematikan harap. Dia mulai percaya, hatinya hanyalah tanah gersang yang tidak dapat ditumbuhi apapun, tidak cinta, tidak juga rindu. Dia memilih menyerah, pasrah, dan membiarkan hatinya kosong tanpa harapan.
Sepertihalnya perpisahan yang datang tiba-tiba, hatinya jatuh tiba-tiba. Tanpa persiapan dan tak sempat mengantisipasinya. Dia belum percaya dan tidak ingin percaya akan cinta. Baginya, cinta tak ubahnya bunga sakura, mekar, dan memberi keindahan, lalu gugur dan menyisakkan kesedihan. Hatinya dipenuhi ragu, kepalanya dipenuhi pertanyaan, benarkah ini cinta atau luka yang menyamar dalam jubah cinta.
Dia hampir tak percaya, jika saja kupu-kupu tak mengepakkan sayap dalam perutnya, membuatnya mulas dan berdebar-debar, dia tak percaya bahwa dia telah jatuh cinta. Jatuh pada lelaki sederhana yang tak pernah menuntutnya, tidak pernah memintanya untuk mencintainya. Lelaki itu hanya meminta satu hal darinya, biarkan dia mencintainya, tanpa perlu memaksakan cintanya berbalas.
Lelaki itu membuatnya percaya akan cinta. Ditanami hatinya dengan pohon rindu, dipupuknya setiap hari. Teruslah tumbuh menjadi batang yang kokoh. Teruslah tumbuh, akan kubuat ayunan di dahannya, tempatku menghabiskan senja bersama lelaki sederhana yang membuatku jatuh cinta, katanya pada dirinya sendiri.
Tetapi  hidup selalu berhasil mengejutkannya. Dia tahu benar, cintanya pada lelaki sederhana berdiri atas keyakinan berbeda. Dia tahu benar, mencintainya hanya membuatnya semakin terluka. Pada malam yang kelam, ditebasnya batang pohon rindu. Dia ingin membunuh cinta dalam hatinya, jika saja dia mampu, dia ingin melakukannya, tetapi cinta tetap saja bertahan, di atas hatinya yang mulai gersang kembali.
Lelaki itu tidak pergi, tidak pernah benar-benar pergi. Bahkan, setelah kekasihnya memutuskan pergi dari hidupnya, lelaki itu memilih bertahan. Dia ingin kekasihnya percaya, hatinya dapat ditumbuhi apa saja, ditumbuhi cinta, juga rindu, juga bahagia, tidak hanya luka-luka.
“Sebelum semua terenggut dan hanya menyisakkan kesedihan, singgahlah, akan kurawat lukamu. Kudampingi dirimu hingga kamu kembali percaya, cinta itu ada dan kamu telah menemukannya,” kata lelaki itu pada kekasihnya.   
Lelaki itu terus saja menunggu, hingga akhirnya dia tersadar, kekasihnya tidak akan pernah datang. Lelaki itu berkemas, meninggalkan perempuan yang pernah amat dicintainya. “Barangkali, cintaku tidak dapat tumbuh di hatinya. Mungkin di hati yang lain, semoga ada hati yang lain,” ucapnya pada dirinya sendiri.





Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments:

Posting Komentar