Mati Kedinginan



Rinduku menggigil semalam. Mengharap pelukmu yang tak kunjung datang. Kini dia telah mati kedinginan.

Aku meletakkan stoples kaca di rak kayu yang tingginya satu setengah meter. Ada beberapa stoples lainnya di sana. Aku pikir, kemarin adalah stoples terakhirku tapi nyatanya aku harus kembali menyimpan satu lagi. Aku menyimpan rindu yang mati dalam stoples itu. Melabelkan namamu di sana agar aku selalu ingat, rinduku untukmu telah mati dan kukubur dalam stoples itu.

Aku coba menyelimutinya dengan harapan. Bukan kah harapan adalah nyala dari kehidupan. Tapi harapanku tak cukup hangat untuk membuatnya terus hidup. Dia butuh kamu, sekadar memeluk dan mengecup keningnya. Dia butuh kamu, sekadar tersenyum manis sambil menyela jemarinya.  Dia butuh kamu, sekadar mengatakan rindu. Dia butuh kamu, cukup adanya kamu.

Tapi bukan salahmu jika dia harus mati, salahku yang terlalu mengharapkan satu pelukan darimu.  Satu pelukan yang mampu menghangatkan.  Namun kamu tak kunjung datang lalu dia mati perlahan.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

2 komentar: