Semoga....




Aku sengaja tak menuliskan apa pun dalam pesan singkat yang kukirimkan kepadamu selain kata ‘semoga’ agar kamu mengisi sendiri harapan dan impianmu. Aku tak ingin menjadi manusia sok tahu yang mampu memprediksi apa yang akan membuatmu bahagia dan apa yang membuatmu bersedih. Aku juga tak pernah benar-benar tahu, apa yang kamu inginkan atau tidak dan apa yang paling kamu butuhkan untuk segera tercapai. Karena itu, kutuliskan kata ‘semoga’ agar kamu bisa mengisi sendiri sesukamu dan aku akan mengamini setiap kata yang kamu tuliskan.

Aku tak mengucapkan ‘semoga kamu panjang umur’. Karena tak semua manusia suka berumur panjang dan mungkin kamu salah satunya. Toh, kamu pernah mengatakan, hidup lama tak menjamin seseorang bahagia bahkan risiko ditinggalkan lebih besar. Tapi hidup singkat pun tak menjamin kamu bisa berarti untuk dirimu dan orang lain.

Aku tak mengucapkan ‘semoga kamu selalu bahagia’. Kamu mengatakan, sesuatu itu berharga ketika memiliki batas dan bahagia terusmenerus hanya akan menjadi sesuatu yang menjemukan kemudian memuakkan. Bahkan, kata ‘selamanya’ yang terkesan begitu lama pun memiliki batas. Ketidakbahagiaan bukan sesuatu yang kamu takutkan tetapi sesuatu yang justru kamu butuhkan.

Aku tak mengucapkan ‘semoga semua  impianmu tercapai’. Kamu tahu, ada halhal di dunia ini yang dibiarkan terus menggantung tanpa pernah kita capai, itu agar kamu terus berusaha dan berdoa untuk mewujudkannya, lalu bersyukur karnanya. Karena halhal yang tak mampu kamu capai justru menjadikanmu manusia seutuhnya.

Aku tak mengucapkan ‘semoga kamu tambah dewasa’. Sampai hari ini kita masih mempertanyakan, apakah kita termasuk orangorang yang dipaksa  menjadi dewasa atau memutuskan sendiri untuk belajar dewasa. Dan pada saatnya nanti, mungkin kamu akan menjawabnya. Jadi kubiarkan kata 'semoga' tetap menganga dan menunggu kamu bubuhkan sesuatu setelahnya.

Maka, kubiarkan kata ‘semoga’ itu tetap kosong, agar kamu tentukan sendiri apa yang menurutmu baik. Dan apa yang menurut tuhan baik, biarkan itu menjadi urusan tuhan dan kamu tak perlu mencampurinya. Tuhan punya cara tersendiri  dalam melihat sesuatu. Kamu tidak ditakdirkan untuk memikirkan apa yang menjadi urusan tuhan.  Maka berjalanlah sesukamu dan berhentilah sesukamu.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments:

Posting Komentar