Penjual Dan Pembeli
Ketika sedang asyik berjalan di salah satu pusat grosir di kota Bogor, mata saya tak henti-hentinya memandang sekeliling orang yang sedang berjualan menjajakan barang dagangnnya. Ada yang menarik-narik orang yang lewat atau merayu dengan suara yang lembut-lembutkan. Pemandangan ini bukanlah hal baru, sudah lumrah bagi kebanyakan orang yang sering berbelanja di sana, tapi jangan berpikir negatif mereka hanya menjajakan barang bukan harga diri.Hal yang sering saya lakukan setiap hunting sesuatu atau hanya sekedar jalan-jalan adalah mengamati keadaaan di sekaliling saya, selalu ada saja hal yang menarik untuk dilihat. Seperti halnya para penjual dan pembeli yang sedang tawar menawar, meski sekilas tampak remeh tapi jika diamati peristiwa itu mempunyai sisi lain yang menarik untuk diamati.
Setiap penjual mempunyai jurus tersendiri untuk menarik orang-orang yang lewat, hal ini dilakukan agar barang dagangannya laris manis di borong pembeli. Persaingan semacam ini memang lumrah terjadi, maka tak heran jika satu sama lain bisa melakukan apa saja untuk menjatuhkan yang lainnya. Mulai dari diskon harga, promosi barang kualitas no 1 lah atau menebar isu yang bisa menjatuhkan rivalnya. Semua sah-sah saja selama tidak ada jotos-jotosan, semua dianggap persaingan sehat.
Perpolitikan Indonesia saat ini, ibarat penjual dan pembeli. Para capres dan cawapres yang didukung oleh tim pemenangannya masing-masing menjual janji-janji dan kontrak politik untuk lima tahun ke depan, demi sebuah kursi no 1 di Indonesia ini. Para pembeli adalah rakyat kecil yang bimbang untuk menjatuhkan pilihan hatinya dan membeli produk janji-janji yang diproduksi capres dan cawapres itu.
Tim pemenangan dari tiap-tiap calon, tak bedanya dengan para penjual di pusat-pusat grosir yang sibuk menjajakan janji-janjinya kepada rakyat dan bersedia membeli janji-janji itu dengan hak suara yang mereka miliki. Saling menjatuhkan, saling meneriakn jargon-jargon dan bahkan saling meng-klaim telah malakukan banyak hal untuk bangsa. inilah yang dilakukan para penjual itu agar-janji-janji yang diusungnya laris manis di borong masyarakat.
Semoga kita menuju Pasar yang sehat, yang di dalamnya tidak ada penjual yang menjatuhkan penjual lainnnya, persaingan dilakukan secara sehat, toh masyarakat akan menjatuhkan pilihannya kepada penjual yang dianggapnya jujur dan amanah. Semoga KITA TIDAK MEMBELI KUCING DALAM KARUNG.
Penikmat kopi hitam
0 comments:
Posting Komentar