pengagum

-->
Mungkin bodoh atau tolol tingkat tinggi yang pada akhirnya membawaku pada predikat sang pengagum tanpa pernah menjadi seorang pecinta yang nyata. Seorang yang hanya bisa menikmati senyummu dengan jarak hitungan meter, bahkan tak pernah aku memberanikan diri untuk menatap matamu, mataku selalu kalah jika mendekati sudut matamu lalu pergi menjauh mencari pandangan yang tak membuatku rapuh.

Aku mengenalmu sejak lama, sejak kepindahan keluargamu tepat berhadapan dengan rumahku. Tapi kata-kata mengenal seolah telah begitu jauh berjalan padahal aku hanya tahu dan itu cukup. Butuh waktu lama hingga akhirnya aku mengagumimu, proses yang tak disangka-sangka tapi membuatku terus berdebat dengan otak dan hati, meski terkadang kita hanya perlu menerima isyarat hati tanpa perlu mendebatinya.

Waktu menikmati perannya dengan terus berputar tanpa pernah berhenti. Kata tahu tak cukup membawaku menjadi pengagum, aku menjalani hidupku, bercinta dengan orang yang kucinta. Dan kamu menjalani hidupmu , bercinta dengan orang yang kamu cinta tanpa pernah kita menjadi kesatuan yang utuh karena kita memang terpisah bukah satu paket hati atau kepingan logam yang saling melengkapi.

Aku begitu menikmati peranku, mengendap-ngendap bagai pencuri yang takut dipukuli massa padahal yang ingin kucuri hanyalah senyuman, bukan hati seorang gadis remaja yang membuatku menjadi seorang pecinta, karena aku pengagum bukan pecinta, itu yang kusadari untuk saat ini. Kamu slalu berjalan cepat jika di hadapanku, tatapanmu lurus dan tak menoleh sedikitpun kepadaku seperti orang yang takut tertabrak jika menoleh kesamping. Pusat matamu hanyalah jalan, tanpa pernah terbesit untuk menjadikanku pusat di matamu.

Entah sejak kapan kumulai mengagumimu, mengagumi senyummyu, wajahmu, cara kamu berjalan hingga akhirnya aku bisa menyukai semua yang ada pada dirimu tanpa terkecuali. Bukanah itu esensi dari cinta, menerima semua tanpa perlu mengoreksinya.

Aku tak pernah tahu, apa kamu mengagumiku seperti aku memujamu karena yang ku tahu aku hanyalah PENGAGUM bukan pecinta.

Penikmat kopi hitam

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments:

Posting Komentar