Sejak SMA, saya percaya bahwa hidup harus sebisa mungkin dinikmati dan cara menikmati hidup yaitu menjalani dengan sesantai mungkin. Kata menikmati tidak selalu berkonotasi negatif, toh menikmati hidup tidak harus dengan miras, narkoba atau free sex. Secangkir kopi di pagi hari pun sebuh cara menikmati hidup.
Menaiki tangga akademis yang semakin tinggi, tak sama sekali membuat persepsi saya tentang hidup berubah. Di bangku kuliah, masih dengan tema yang sama “let it flow” yang menjadi acuan saya dalam menalani hidup. Sekilas memang mirip antara ungkapan slow but sure dan let it flow tapi jika diperhatikan lebih dalam, kalimat slow but sure memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Slow but sure sudah berada pada proses kerja dan usaha meski masih terlihat santai, tapi let it flow lebih berkonotasi pada santai dan menunjukkan adanya usaha.
Suatu kali sahabat saya bertanya, “Apa sich cita-cita loe?”
“Nggak tau” jawab saya enteng.
“Kog nggak tau, emang loe nggak punya tujuan hidup? Atau mimpi yang pengen lo capai deh!!” tanyanya lagi dengan sedikit memaksa.
“Nggak tau ah, ribet banget pertanyaan loe. jalani hidup tuh ngalir aja ntar juga dateng sendiri” jawab saya masih dengan nada santainya.
“Pengecut loe, nggak berani nerima tantangan!!”
“Maksud loe apa bilang gue pengecut?” Tanya saya dengan emosi.
“Asal loe tau ya! air aja buat sampai ke muara butuh proses, lewat sungai, masuk got dan setelah perjalanan panjang baru sampai laut. Kalau loe bilang let it flow aja tanpa adanya usaha, sama aja loe mati konyol. Usaha dulu, baru santai” jelasnya dengan panjang lebar.
Setelah obrolan itu, saya speechless nggak tau mau jawab apa. Saya masih terus bergelut dengan pikiran saya sendiri dengan kata-kata yang dia sampaikan barusan. Meski awalnya saya menolak tapi jika direnungkan apa yang dikatakannya memang benar.
Terkadang kita akan selalu menjaga falsafah hidup yang kita pegang, terlebih jika falsafah hidup itu sudah kita pegang dari kecil. Tapi seberapa kuatnya falsafah itu, jika itu sebuah kesalahan maka sepantasnya kita untuk merubahnya. Masih banyak waktu untuk mencari jalan dan BUKANKAH SETIAP DETIK YANG KITA JALANI ADALAH SEBUAH PELAJARAN..
Penikmat Kopi Hitam
0 comments:
Posting Komentar