Cinta pernah mengetuk hatinya.
Di dini hari saat dirinya masih
terjaga. Di pagi muram saat rasa kantuk terus memaksanya bersembunyi di balik
selimut. Di siang hari saat pekerjaan menuntut seluruh perhatiannya. Di sore hari
saat dirinya melawan macetnya jalan-jalan di ibu kota. Di malam hari saat
berusaha mengenyampingkan kecemasan-kecemasan agar dapat tertidur lelap.
Cinta pernah mengetuk hatinya.
Dia belajar melepaskan
ketakutan-ketakutan masalalunya. Melepaskan bayangan kegagalan yang dialaminya.
Melepaskan rasa sakit yang disimpannya seorang diri. Melepaskan kecemasan-kecemasan
akan masa depan yang buruk. Melepaskan prasangka-prasangka tentang cinta semu. Melepaskan
gembok yang melindungi hatinya. Di belajar percaya.
Cinta pernah mengetuk hatinya.
Melalui pesan-pesan singkat di
pagi hari. Mengingatkan makan di siang hari. Mendengarkan keluh kesahnya
sepanjang malam tentang masa lalu dan harinya yang buruk. Membacakan halaman
demi halaman buku yang disukainya. Kecupan kening sebelum tidur. Memeluk
tubuhnya, mengusir gigilnya malam hingga terlelap. Membuatkan secangkir teh di
pagi hari. Memberi senyuman sebelum dia beranjak pergi kerja.
Cinta pernah mengetuk hatinya.
Hanya sesaat setelah dia belajar
percaya cinta itu indah. Hanya sesaat tapi meninggalkan luka yang dalam. Amat dalam.
0 comments:
Posting Komentar