Pada akhirnya, kata, kalimat, hanya sebuah upaya yang membuatmu tenang,
tapi tidak pernah benar-benar membuatmu tenang. Membuatmu merasa tidak sendiri,
tetapi tak pernah benar-benar merasa ditemani. Kata yang keluar dari bibir atau
serangkain teks yang kutulis dalam
pesan-pesan singkat, tetaplah kata. Nyata, tetapi tidak mengubah apa-apa. Tidak
membuat segalanya menjadi baik, menjadi lebih baik.
Ucapan selamat makan tidak membuatmu kenyang. Ucapan hati-hati tidak
membuatmu merasa perlu berhati-hati. Ucapan semangat tidak membuat harimu
menjadi lebih bersemangat dari biasanya. Aku hanyalah seorang manusia yang di
kepalanya menyimpan banyak kosa kata, yang tidak mampu membuatmu tenang,
membuatmu bersemangat, membuat hidupmu lebih baik.
Aku tidak lebih dari serangkaian teks yang kukirimkan kepadamu, yang
tidak berguna, tidak mengubah apa-apa.
Pada tengah malam, saat tubuhmu begitu lelah, merebah di atas kasur, matamu
tetap terjaga lantaran pikiranmu memberimu pertanyaan-pertanyaan yang membuatmu
tidak bisa terpejam sekejap saja, aku hanya mengirimimu pesan singkat. Seharusnya,
aku di sampingmu, memelukmu, menenangkanmu hingga kamu terlelap. Mengusir rasa
takutmu, meyakinkanmu bahwa kamu tidak sendiri.
Nyatanya, hanya sederetan
kalimat basa-basi yang bisa kukirimkan. Yang tidak membuatmu tenang, membuatmu
terpejam.
Pagi hari, saat kantuk menyerangmu, saat tubuhmu tiba-tiba menghangat,
demam menyerangmu, dan kamu merasa lemah, hanya sebuah saran yang kukirimkan.
Teh hangat, sarapan, hanya mampu kukirimkan dalam bentuk kata. Bukan secangkir
teh hangat dan bubur yang kubawakan ke kamarmu. Menemanimu makan, menemanimu
bersembunyi di balik selimut.
Jika suatu hari kamu pergi, aku memilih diam. Kamu tidak memerlukan
kata-kata, terlebih kata-kata dariku. Yang membuatmu muak, membuatmu marah. Membuatmu
menyesal telah memercayakan sebagian dirimu pada seseorang yang hanya menyimpan
kosa kata di kepalanya. Yang tidak berbuat apa-apa, tidak mengubah apa-apa.
0 comments:
Posting Komentar