Dan hidup, seperti wadah besar
untuk menampung kebahagiaan, juga kekecewaan. Kekecewaan yang bertubi-tubi. Yang
datang, datang lagi, terus datang, terus-menerus datang dan belum sempat kau
selesaikan atau mungkin memang bukan untuk diselesaikan.
Saat kau mencoba berdamai, sisi
hidupmu yang lain terus berjalan, bergerak, meminta perhatian. Kau lupa untuk
menyelesaikan kekecewaanmu. Yang terus tumbuh, masuk dalam hatimu, menumpuk,
menempel, menyatu dalam darah dan daging hingga sulit kauenyahkan. Hingga sulit
kauhapuskan. Terlalu sulit.
Kau bisa saja berpura-pura telah
berdamai, melanjutkan hidup dan melupakan kekecewaan. Nyatanya, kau hanya
menghindar, hanya berpura-pura. Dan kepura-puraan menyisakkan rasa tak nyaman.
Barangakali benar, kekecewaan
bukan untuk diselesaikan. Biarlah menumpuk, biarlah menggerogoti hidup, biarlah
memakan harap, dan membunuhmu pelan-pelan.
0 comments:
Posting Komentar